Selamat Datang di Sangkuriang Mania

Kamis, 15 Agustus 2013

Pendederan Lele Sangkuriang



Pendederan adalah kegiatan pemeliharaan benih yang dilakukan untuk menghasilkan benih ukuran tertentu yang siap dibesarkan dikolam pembesaran. Pendederan lele sangkuriang dilakukan dalam tiga tahap pendederan, yaitu pendederan pertama (PI) selama 14-21 hari, pendederan ke dua (PII) selama 21-28 hari, dan pendederan ke tiga (PIII) selama 14-21 hari.

Tujuan dilakukan pendederan secara bertahap adalah untuk menghasilkan benih-benih yang mempunyai keunggulan dari segi keseragaman umur dan ukuran, jumlah benih yang dihasilkan, serta rendahnya tingkat mortalitas pada setiap fase pertumbuhan. Selain itu pendederan ini dilakukan untuk mengantisipasi kejenuhan kolam dalam hal penyediaan lingkungan yang baik, serta penyediaan kebutuhan nutrient yang diperlukan oleh benih untuk tumbuh dan berkembang.

Pendederan Pertama (PI)                
           
Pendederan pertama adalah pemeliharaan larva lepas hapa yaitu larva yang baru berumur 5 hari sejak menetas. Hal yang harus diperhatikan dalam pendederan pertama ini adalah penyediaan makanan yang berkualitas, karena larva membutuhkan protein yang tinggi untuk pertumbuhannya. Pakan yang mengandung protein tinggi adalah pakan alami seperti daphnia, moina sp, artemia dan tubifek. Dari jenis pakan alami tersebut, artemia merupakan pakan yang sangat cocok untuk larva ikan setelah persediaan kuning telur dalam tubuhnya habis. Namun artemia ini harganya cukup mahal dan sulit diperoleh didaerah-daerah tertentu.

Untuk itu lele sangkuriang dapat diberikan pakan dengan cacing tubifek, karena cacing ini sudah dapat termakan oleh larva lele, disamping itu cacing tubifek ini selain murah harganya juga bisa didapat didaerah manapun. Pendederan pertama lele sangkuriang dilakukan dalam bak berukuran 2 x 1 x 1m.

1)      Persiapan bak
           
Sebelum dipergunakan, bak dicuci bersih lalu dikeringkan selama satu hari. Pengisian air sebaiknya dilakukan minimal empat hari sebelum penebaran. Air yang digunakan bisa menggunakan air sumur, atau air pam yang telah diendapkan minimal 24 jam. Ketinggian air dalam bak sekitar 30-40 cm. pada hari kedua bak pendederan tersebut ditebari bibit pakan alami (plankton) yang berasal dari kotoran puyuh dan selanjutnya dibiarkan beberapa hari untuk memberi kesempatan pakan alami tumbuh dan berkembang biak.

2)      Penebaran Benih

Penebaran benih dilakukan setelah benih dalam bak penetasan 4-5 hari. Penebaran sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari ketika suhu air dalam keadaan rendah. Padat penebaran benih sekitar 20-30 ekor/liter air, atau sekitar 16.000-18.000 ekor larva lele sangkuriang setiap bak ukuran 2 x 1 meter dengan ketinggian air 30 cm.

3)      Pemeliharaan

Agar media pemeliharaan lele tidak cepat kotor, sebaiknya selama pemeliharaan benih diberikan pakan alami cacing tubifek. Pakan diberikan secara abliditum, yaitu sekenyang-kenyangnya.

Pemeliharaan lele sangkuriang dalam PI selama 14-21 hari setelah itu dipanen.  Pemanenan sebaiknya dilakukan pada saat suhu rendah yaitu pagi atau sore hari. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi tingkat stress pada benih yang dipanen dan mengurangi kematiannya akibat fluktuasi suhu. Teknik pemanenan benih dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

·      Air disurutkan sampai ketinggian 10-20 cm. Sambil menunggu surut, penangkapan benih pun telah dapat dilakukan agar saat kering sisa ikan yang dipanen tinggal sedikit. Bila air kolam telah surut, benih ditangkap dengan menggunakan sekupnet. Benih ditampung dalam ember, kemudian sedikit demi sedikit dipindah kedalam hapa yang dipasang tidak jauh dari tempat panen. Sebelum benih dipindahkan, langkah selanjutnya adalah penanganan benih yang meliputi seleksi benih dan penghitungan benih. 

Seleksi Benih

Seleksi benih dilakukan untuk memisahkan antara benih yang berukuran besar dengan benih yang berukuran kecil. Masing-masing ditampung dalam bak yang berbeda. Pemisahan benih berdasarkan ukuran tersebut mempunyai tujuan agar dalam satu kolam hanya berisi benih yang berukuran seragam sehingga tidak ada persaingan dalam makanan. Seleksi benih lele sangkuriang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu seleksi secara manual dan seleksi dengan menggunakan alat.

a)      Seleksi secara manual

Seleksi manual artinya menyeleksi benih tanpa menggunakan alat atau hanya dengan menggunakan tangan saja. Cara ini efektif digunakan bila jumlah benihnya sedikit. Bila benihnya banyak, cara ini kurang praktis karena akan memerlukan banyak waktu dan tenaga.

Cara seleksi manual dilakukan dengan cara, benih ditangkap dengan menggunakan sekupnet halus, kemudian diletakkan di dalam wadah yang sudah ada airnya, tangan kiri memegang gagang sekupnet dan tangan kanan memilih ikan, benih berukuran besar langsung dimasukan ke bak lain.

b)  Seleksi dengan menggunakan alat
           
Alat yang biasa digunakan adalah baskom grading yang terbuat dari plastik dengan ukuran lubang tergantung dari ukuran benih. Untuk benih hasil dari pemeliharaan larva, digunakan mess berukuran 1 cm. Cara ini dapat dilakukan baik untuk benih dalam jumlah banyak maupun sedikit. Seleksi dengan alat mudah dilakukan serta tidak memerlukan banyak waktu dan tenaga.


Cara seleksi dengan menggunakan alat yaitu benih ditangkap dengan sekupnet. Jumlah benih yang diambil jangan terlalu banyak agar benih tidak rusak. Baskom grading diletakan dalam bak lain yang telah berisi air dan belum ada ikannya. Masukan benih kedalam baskom grading dan biarkan beberapa saat. Benih yang berukuran kecil akan keluar dengan sendirinya. Sedangkan benih yang berukuran besar akan tertampung dalam baskom grading, kemudian dimasukan ke dalam bak lain.
 


Penghitungan benih
           
Benih dihitung setelah diseleksi. Tujuannya untuk mengetahui jumlah benih yang dihasilkan selama pemeliharaan. Menghitung benih lele hasil dari kolam pemeliharaan larva dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu penghitungan langsung dan penghitungan volumetric.

a)      Penghitungan langsung

Penghitungan langsung adalah cara menghitung benih dengan menggunakan tangan. Caranya, benih ditangkap dengan sekupnet, kemudian dimasukan pada wadah yang telah diisi air. Benih dihitung per lima dengan menggunakan centong dan dipindahkan ke dalam wadah lain yang telah diisi air.

b)      Penghitungan volumetrik
           
Penghitungan volumetrik didasarkan pada volume atau isi benih yang ada. Penghitungan cara ini sangat cocok untuk benih yang berjumlah banyak karena tidak memerlukan banyak tenaga dan waktu. Cara penghitungan volumetrik adalah sebagai berikut. Ambilah beberapa sampel benih dengan menggunakan alat yang masing-masing volumenya sama, misalnya 1 gelas. Masing-masing sampel dihitung jumlah benihnya, kemudian hasilnya dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah sampel. Setelah itu, akan ditemukan jumlah rata-rata benih dalam 1 gelas. Bila sudah diketahui jumlahnya, ambilah benih seluruhnya secara bertahap dengan menggunakan gelas.


Pendederan Kedua (PII)

Pendederan dua merupakan kegiatan pemeliharaan benih yang berasal dari tempat pemeliharaan PI yang dipelihara selama 14-21 hari dan berukuran 2-3 cm. Pada dasarnya tahapan kegiatan atau prosedur pengelolaan kolam PI dengan P II adalah sama. Perbedaan kegiatan pendederan pertama dengan pendederan kedua, hanya terletak pada :

  1. Padat penebaran di kolam P II sebanyak 100-150 ekor/m2.
  2. Pemberian pakan tambahan,berupa pellet tepung pada minggu pertama dan kedua dan pellet butiran berdiameter 1 mm pada minggu ketiga.
  3. Lama pemeliharaan selama 21-28 hari
  4. Benih ukuran panen 5-6 cm.



Pendederan Ketiga (PIII)

Pendederan tiga adalah kegiatan pemeliharaan benih yang berasal dari tempat pemeliharaan P II yang dipelihara selama 21-28 hari, dari ukuran 2-3 cm sampai dengan ukuran 5-6 cm. Pada dasarnya tahapan kegiatan atau prosedur pengelolaan kolam PI , P II dan P III adalah sama. Perbedaan kegiatan pendederan pertama, pendederan kedua dan pendederan ketiga hanya berbeda dalam :

  1. Padat penebaran, padat penebaran di kolam PIII sebanyak 75-100 ekor/m2.
  2. Pemberian pakan tambahan sebanyak 5-10% bobot biomass/hari dengan frekuensi pemberian dua kali/hari berupa pellet butiran berdiameter 1 mm.
  3. Lama pemeliharaannya selama 14-21 hari
  4. Benih ukuran yang dipanen 7-8 cm.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar