Selamat Datang di Sangkuriang Mania

Senin, 12 Agustus 2013

Pemijahan Buatan Lele Sangkuriang



Dalam memijahkan ikan lele, kita kenal ada tiga metode yang digunakan yaitu: pemijahan secara alami, yaitu induk betina dan jantan matang kelamin dipijahkan tanpa diberikan rangsangan hormonal; pemijahan semi buatan, yaitu induk betina dan jantan matang kelamin dipijahkan dengan diberikan rangsangan hormonal selanjutnya pasangan induk yang akan dipijahkan dilepas ke dalam wadah pemijahan agar memijah sendiri; dan pemijahan buatan dimana induk betina dan jantan matang kelamin dipijahkan dengan diberikan rangsangan hormonal, selanjutnya induk betina di stripping untuk mengeluarkan telurnya, sedangkan induk jantan perutnya dibedah untuk mengambil kantong sperma.

Pengambilan kantong sperma induk jantan dengan cara membedah, disebabkan karena induk jantan tidak dapat distripping untuk mengeluarkan spermanya karena bentuk kantung spermanya yang pipih tidak seperti kantong sperma induk jantan ikan-ikan lain yang dapat distripping.

Kelebihan pemijahan secara buatan ini, diantaranya sperma induk jantan dapat digunakan untuk membuahi telur induk betina sebanyak ± 5 induk betina, tidak perlu menggunakan media penempel telur, dan kegiatan memijahkan ikannya tidak tergantung dengan waktu memijah ikan sesuai “behavior”nya.

Penentuan Target Produksi

Induk lele sangkuriang memiliki jumlah telur (fekunditas) ± 40.000 ribu butir/kg. Biasanya telur-telur yang dikeluarkan dan dibuahi oleh  induk jantan, sebanyak ± 80% - 90% menetas menjadi larva ikan, dan dari larva sekitar 30 – 40% akan mampu bertahan menjadi benih yang siap untuk dibesarkan. Jadi produksi benih perinduk dapat berkisar 10.000 – 15.000 ekor. Apabila kita memijahkan induk sebanyak 5 pasang maka target produksinya diperkirakan antara 50.000 – 75.000 ekor benih. Untuk menghasilkan benih ukuran siap untuk dibesarkan dibutuhkan waktu sekitar 2 bulan.

Prosedur Pemijahan

  1.  Seleksi induk siap pijah
  2. Menyiapkan Hormon  (Hormon Artifisial (ovaprim, HCG) atau Kelenjar Hifofis)
  3.  Penyuntikan induk jantan dan induk betina
  4.  Ovulasi (Pencampuran Sperma dengan Sel Telur)
  5.  Pembuahan telur.

Persiapan Pemijahan

Agar pemijahan secara buatan dapat berhasil dengan baik harus dipenuhi beberapa persyaratan. Persyaratan tersebut diantaranya meliputi hal-hal sebagai berikut.

a. Hormon.
Siapkanlah hormon yang akan digunakan sesuai kebutuan. Apabila kita ingin melakukan pemijahan induk ikan lele sangkuriang yang harus diperhatikan adalah jenis hormon apa yang digunakan dan berapa dosis yang dibutuhkan untuk itu. Yang dimaksud dengan dosis adalah perbandingan bahan yang digunakan dengan berat induk ikan resipien (yang akan dipijahkan). Sebagai contoh yang dimaksud dengan 1 dosis, adalah apabila berat induk ikan resipien 2 kg maka dibutuhkan induk donor yang akan diambil kelenjar hipofisanya seberat 2 kg juga. Umumnya apabila donor yang digunakan adalah dari ikan sejenis (homoplastik), dosis yang diaplikasikan ada lah berkisar 1–1,5. Namun apabila donornya dari donor universal (heteroplastik), dosis yang diaplikasikan berkisar antara 2–3.
Dosis penggunaan hormon Ovaprim untuk pemijahan induk lele dumbo biasanya 0,2 cc / kg induk untuk masing-masing induk jantan dan betina.
Apabila kita menggunakan ekstrak kelenjar hipifisa maka kita harus menyiapkan ikan donor untuk diambil kelenjar hipofisanya. Adapun persyaratan ikan donor adalah :

  • Sudah matang kelamin
  • Berat induk donor sesuai atau kelipatan dari dosis induk ikan resipien tergantung dosis penyuntikan
  • Sebaiknya dari induk jantan karena relatif mudah didapat dan harganya murah
  • Dalam keadaan hidup dan tidak sakit.


b. Induk ikan resipien.
Induk ikan resipien adalah induk ikan yang akan disuntik dengan ekstrak kelenjar hipofisa. Bobot ikan resipien harus diketahui untuk menentukan dosis penyuntikan. Persyaratan induk ikan resipien adalah :

  • Harus induk ikan jantan dan betina yang matang kelamin dan siap untuk dipijahkan
  • Merupakan ikan hasil ikan budidaya dan domestikasi
  • Berbadan sehat dan tidak cacat
  • Merupakan induk pilihan


c. Alat
Alat-alat di bawah ini merupakan alat standar yang dibutuhkan dalam pengambilan kelenjar hipofisa, yaitu :

  • Tissue grinder (gelas penggerus), apabila di lapangan tidak terdapat bisa menggunakan alat penggerus yang terbuat dari porselen
  • Centrifuge (pemusing)
  • Spuit (alat suntik)
  • Dissecting Set (alat bedah)
  • Serokan
  • Golok atau pisau, dan
  • Talenan

d. Bahan
Bahan-bahan yang dibutuhkan meliputi :

  • Induk ikan donor
  • Aquabidest
  • Air bersih

Tahapan- tahapan pengambilan kelenjar hipofisa dapat dijelaskan pada gambar di bawah ini


Setelah kelenjar hipofisa berhasil diperoleh maka langkah berikutnya adalah mengekstraksi kelenjar hipofisa tersebut agar dapat dipergunakan untuk merangsang induk- induk ikan yang akan dipijahkan.







Memijahkan Induk Ikan
Dalam proses penyuntikan induk ikan yang akan dipijahkan ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan antara lain sebagai berikut:

  1. Penyuntikan dapat dilakukan secara intramuscular (langsung ke dalam daging), pada pangkal ekor, punggung, atau pangkal sirip dada. Selain itu juga penyuntikan dapat dilakukan secara intracranial (di kepala), maupun intraperitoneal (di perut).
  2. Ukuran jarum suntik harus disesuaikan dengan ukuran ikan.
  3. Induk ikan yang akan disuntik juga harus dipegang menggunakan kain lap agar tidak berontak yang dapat mengakibatkan kegagalan dalam penyuntikan (larutan hipofisa tumpah atau telurnya jatuh).
  4. Posisi jarum suntik kira-kira membentuk sudut 30– 45 derajat dengan kedalaman jarum masuk ke badan 2,0 – 2,5 cm. Induk ikan yang disuntik akan ovulasi setelah 8–10 jam.
  5. Induk betina yang sudah dekat dengan tanda-tanda ovulasi (keluar telur) ditangkap dengan menggunakan seser, lalu pegang induk tersebut menggunakan kain lap basah. Hal yang sama dilakukan juga untuk induk jantan.
  6. Disiapkan mangkok yang bersih sebagai penampung telur dan sperma.
  7. Perut induk ikan betina diurut pelan ke arah belakang (lubang kelamin) dan telur ditampung dalam mangkok.
  8. Bedahlah perut induk jantan untuk mengeluarkan kantong sperma, agar sel sperma keluar maka guntinglah kantong spermanya, selanjutnya encerkanlah sperma menggunakan larutan fisiologis (NaCl 0,9%). 
  9. Campurlah telur dan sperma, lalu aduk sampai rata dengan menggunakan bulu ayam.
  10. Setelah seluruh telur dan sperma teraduk merata,telur ditebarkan dalam wadah penetasan yang sudah disiapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar