Proses
pemeliharaan induk merupakan bagian dari fungsi pembenihan. Pembenihan adalah
suatu kegiatan usaha memproduksi benih ikan sampai ukuran benih siap tebar.
Kegiatan pembenihan lele sangkuriang meliputi beberapa tahapan kegiatan, yaitu
tahapan kegiatan pemeliharaan induk atau pematangan gonad, seleksi induk,
pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva dan pendederan.
Pemeliharaan induk
Pemeliharaan induk lele atau disebut
juga pematangan gonad merupakan kegiatan pemeliharaan induk sampai induk matang
gonad atau siap untuk dipijahkan. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang paling
penting. Pemeliharaan induk yang baik akan menentukan kualitas dan kuantitas (fekunditas)
telur yang dihasilkan. Bila pemeliharaan induk dilakukan dengan baik maka
perkembangan gonad pun akan baik dan kualitas telurnya juga baik.
Dalam pemeliharaan induk, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti persiapan tempat pemeliharaan,
padat tebar induk, jenis pakan dan jumlah pakan yang diberikannya.
Persiapan tempat
pemeliharaan
Tahapan pemeliharaan induk diawali
dengan persiapan tempat pemeliharaan induk. Induk lele sangkuriang ini
dipelihara dalam bak beton berbentuk persegi panjang dengan ukuran 600cm
x 200cm x 150cm dan berjumlah 12 bak yang dibagian atasnya menggunakan
kerangkeng serta dilengkapi dengan saluran pemasukan air (inlet) yang
terbuat dari pipa PVC berukuran 2-3 inchi, dan saluran pengeluaran air (outlet)
berukuran 4 inchi. Bisa juga dengan kolam terpal dengan ukuran yang sama, atau
disesuaikan dengan kapasitas pembenihan yang direncanakan.
Pemeliharaan induk lele sangkuriang
dilakukan secara terpisah antara induk jantan dan induk betinanya berdasarkan
kelompok generasi, karena untuk memudahkan dalam seleksi induk sekaligus untuk
menghindari terjadinya kawin liar atau yang biasa disebut mijah maling. Dengan
demikian kolam induk lele sangkuriang yang harus disiapkan minimal 2 buah
kolam. Satu buah kolam induk untuk induk lele jantan dan satu buah untuk induk
lele betina .
Penebaran
induk
Induk yang digunakan dalam kegiatan
pembenihan adalah lele sangkuriang produk BBPBAT Sukabumi. Induk lele
sangkuriang yang akan ditebar kedalam bak pemeliharaan induk diseleksi terlebih
dahulu untuk mengetahui induk itu jantan dan induk betina. Selain itu, induk
lele sangkuriang yang akan ditebar harus sehat, tidak cacat serta memiliki
organ tubuh yang lengkap dan organ tubuh yang tidak rusak. Adapun kepadatan
induk yaitu 5 ekor/ m2 atau 100 ekor induk dalam kolam berukuran 20
m2. Untuk membedakan induk
jantan dan induk betina lele sangkuriang adalah sebagai berikut :
Ciri-ciri
induk lele jantan:
·
Kepalanya lebih kecil dari induk
ikan lele betina.
·
Warna kulit dada agak tua bila
dibanding induk ikan lele betina.
·
Urogenital papilla (kelamin) agak
menonjol, memanjang ke arah belakang, terletak di belakang anus, dan warna
kemerahan.
·
Gerakannya lincah, tulang kepala
pendek dan agak gepeng (depress).
·
Perutnya lebih langsing dan kenyal
bila dibanding induk ikan lele betina.
·
Bila bagian perut di stripping
secara manual dari perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan putih kental
(spermatozoa-mani).
·
Kulit lebih halus dibanding induk
ikan lele betina.
Ciri-ciri induk lele betina
·
Kepalanya lebih besar dibanding
induk lele jantan.
·
Warna kulit dada agak terang.
·
Urogenital papilla (kelamin)
berbentuk oval (bulat daun), berwarna kemerahan, lubangnya agak lebar dan
terletak di belakang anus.
·
Gerakannya lambat, tulang kepala
pendek dan agak cembung.
·
Perutnya lebih gembung dan lunak.
·
Bila bagian perut di stripping
secara manual dari bagian perut ke arah ekor akan mengeluarkan cairan
kekuning-kuningan (ovum/telur).
Syarat induk lele yang baik:
·
Kulitnya lebih kasar dibanding induk
lele jantan.
·
Induk lele diambil dari lele yang
dipelihara dalam kolam sejak kecil supaya terbiasa hidup di kolam.
·
Berat badannya berkisar antara
100-200 gram, tergantung kesuburan badan dengan ukuran panjang 20-5 cm.
·
Bentuk badan simetris, tidak
bengkok, tidak cacat, tidak luka, dan lincah.
·
Umur induk jantan di atas tujuh
bulan, sedangkan induk betina berumur satu tahun.
·
Frekuensi pemijahan bisa satu bulan
sekali, dan sepanjang hidupnya bisa memijah lebih dari 15 kali dengan syarat
apabila makanannya mengandung cukup protein.
Pemberian Pakan
Untuk memperoleh induk yang
berkualitas baik, pakan yang diberikan pada induk lele sangkuriang harus
diperhatikan kualitas dan kuantitasnya, karena pakan yang baik akan menentukan
kecepatan pematangan gonad. Dalam hal ini manajemen pemberian pakan sangat
menentukan keberhasilan pemeliharaan induk lele sangkuriang.
Pakan yang diberikan berupa pelet
dengan kadar protein minimal 30% yang menunjukan bahwa pakan tersebut baik
untuk diberikan ke induk. Karena protein akan digunakan untuk perkembangan
telur, maka dengan kandungan protein yang tinggi dapat menyebabkan perkembangan
telur berlangsung lebih cepat dan kualitas telur yang dihasilkan lebih baik.
Pemberian pakan dilakukan secara abliditum dan dilakukan di dekat outlet
agar makanan yang diberikan dapat termakan dan tidak banyak terbuang. Pakan
diberikan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore.
Pengelolaan Air
Lele sangkuriang merupakan jenis
ikan yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap perubahan kualitas air,
karena pada umumnya golongan ikan dari spesies clarias ini memiliki alat nafas
tambahan yaitu aborescent organ sehingga ikan ini dapat hidup pada
perairan dengan kandungan oksigen yang sangat rendah karena dengan adanya organ
tersebut lele sangkuriang dapat mengambil oksigen secara langsung
dari udara. Air dalam kolam pemeliharaan induk harus mengalir secara
terus-menerus (kontinyu) sehingga sirkulasi air dalam kolam berjalan baik dan
kebutuhan oksigen bagi ikan terpenuhi sesuai dengan kebutuhannya.
Bersambung ke Persiapan dan
Pelaksanaan Pemijahan…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar