Di Indonesia kita mengenal 2 musim
yakni musim hujan dan musim kemarau. Proses pemijahan pada kedua musim ini tentu
mempunyai kendala dan tantangan khusus masing2. Pada musim penghujan, cuaca
akan terasa sangat dingin dan jika musim kemarau tiba, cuaca akan terasa sangat
panas. Hal ini jika tidak kita antisipasi dengan baik akan berdampak buruk pada
hasil pijahan benih lele. Untuk mengantisipasinya, beberapa hal yang perlu kita
lakukan adalah:
Pemijahan
saat musim penghujan:
- Pemberian sekam atau jerami pada dasar kolam sebelum pelapisan plastik atau terpal pada kolam pemijahan
- Penaburan garam dapur(3sendok makan) secara merata diair kolam pemijahan, hal ini dilakukan jika air hujan masuk kedalam kolam dalam jumlah yang cukup banyak
- Karena air hujan sangat kurang baik untuk larva lele, pemberian penutup pada permukaan kolam untuk mengantisipasi air hujan masuk dikolam sangat diperlukan
- Pada pagi hari, biarkan sinar matahari masuk
- Pengontrolan suhu sangat diperlukan agar suhu air kolam stabil yakni kisaran 27-30 derajat celsius, untuk itu buka tutup pada permukaan kolam sangat diperlukan\
- Usahan lingkungan kolam pemijahan tidak becek atau bahkan tidak ada genangan air dengan cara pembuatan parit mengelilingi kolam pemijahan
Pemijahan
saat musim kemarau:
- Pemberian pelepah pisang atau karung berpori pada dasar kolam sebelum pelapisan plastik atau terpal dikolam pemijahan
- Karena terik sinar matahari dapat menaikkan suhu air kolam, pemberian penutup pada permukaan kolam sangat diperlukan
- Pemberian penutup dengan plastik diberi jarak 30-100cm dengan permukaan kolam agar sirkulasi udara dapat berlangsung
- Jika suhu air kolam dingin, maka penutup dapat dibuka sebagian
- Dipagi hari, penutup kolam dibuka agar sinar matahari dapat masuk
- Disiang hari yang sangat panas dasar kolam (pelepah pisang) dibasahi dengan air
- Penambahan debit air kolam sebaiknya dilakukan pada malam hari agar suhu air kolam dengan suhu air yang akan ditambahkan sama
Selain hal-hal diatas perlu kita
antisipasi, ada faktor lain yang menyebabkan kegagalan dalam proses pemijahan:
- Air kolam kotor dan belum siap untuk tempat pemijahan
- Pemilihan indukan yang kurang tepat yakni perbandingan antara induk jantan dan induk betina tidak seimbang atau indukan belum berumur 1tahun sehingga telur belum matang
- Indukan cacat atau tidak sehat
- Ukuran kolam pemijahan terlalu sempit (minimal 2mX4m)
- Debit air yang terlalu sedikit atau berlebihan (minimal 30cm dan maksimal 40cm)
- Alat-alat penunjang pemijahan tidak steril dari penyakit (kolam untuk pemijahan sebaiknya dijemur 1hari sebelum diisi air bersih, paranet/ijuk dan pemberat harus dicuci bersih sebelum dimasukkan)
- Cuaca yang sangat ekstrim
- Cuaca yang berubah secara tiba-tiba yakni datangnya hujan lebat secara tiba-tiba disaat musim kemarau, dan sinar matahari yang sangat panas saat musim penghujan
- Pengangkatan indukan lele yang kurang sempurna (memakan waktu yang cukup lama) dari kolam pemijahan
- Paranet/ijuk terlalu lama dikolam pemijahan sehingga menyebabkan jamur (telur yang menempel pada paranet/ijuk tidak semua dapat menetas)
- Jumlah telur yang tidak menetas(berwarna bulat putih) jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan telur yang menetas sehingga air kolam menjadi berbau busuk
- Pemberian pakan yang tidak tepat dan berlebihan
- Penyortiran tidak rutin dilakukan 1minggu sekali sehingga ukuran benih tidak merata
- Membiarkan benih lele yang sakit atau mati tetap didalam kolam (benih yang sakit segera dikarantina dan yang mati segera diambil dari kolam)
- Tumbuhnya lumut pada kolam
- Air kolam tidak rutin ditambah 1minggu sekali
- Kondisi kolam yang terlalu teduh atau sangat panas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar