Ada beberapa jenis ikan lele yang
dikembangkan di Indonesia, antara lain:
Lele Lokal (Charias Batrachus)
Merupakan
ikan lele yang biasa hidup di selokan-selokan, sungai, yang sering dipelihara
sebagai sambilan oleh masyarakat. Lele jenis ini mempunyai cirri-ciri
duri/patil beracun, berwarna hitam abu-abu, terkadang putih berbintik. Lele ini memiliki rasa yang gurih dan enak, akan
tetapi memerlukan masa panen yang lumayan lama, antara enam sampai
delapan bulan.
Lele Dumbo (Clarias Gariepinus)
Dari
kata dumbo, yang berarti sangat besar, begitu juga ikan jenis ini. Karena besar tubuhnya, sehingga lele jenis ini
dikenal sebagai King Cat Fish. Lele
dumbo memiliki masa panen yang singkat, yaitu 3 bulan. Telur lebih banyak dan lebih tahan terhadap penyakit, serta
memiliki kemampuan yang tinggi untuk
beradaptasi terhadap lingkungan. Akan tetapi kualitas dari ikan jenis ini sangat dipengaruhi oleh sistem pembibitan
dan induk yang digunakan. Lele
dumbo berasal dari Mozambique (Afrika) yang disilangkan dengan lele lokal Taiwan. Pertama kali masuk ke
Indonesia pada tahun 1984-1986. Lele ini
bisa mencapai berat 2-3 kg per ekor, sedangkan lele lokal hanya mencapai 300
gr. Jumlah telur yang dihasilkan mencapai 8.000 sampai 10.000 butir, sedangkan
lele lokal hanya 1.000 sampai 4.000 saja.
Lele
Sangkuriang
Lele
sangkuriang merupakan varian terbaru ikan lele, yang merupakan galur unggul lele dumbo, yang pertama diproduksi
oleh Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Sukabumi. Menurut Wisnu Pamuntjak
2010, secara umum morfologi lele sangkuriang
tidak memiliki banyak perbedaan dengan lele dumbo, sebab lele sangkuriang
adalah hasil upaya perbaikan mutu lele dumbo melalui rekayasa genetik. Generasi
lele ini memiliki jumlah telur 33.33% lebih tinggi, serta memiliki pertumbuhan
yang lebih cepat mencapai 40 % pada saat pendeeran,
dan 10% pada saat pembesaran, dibandingkan dengan lele dumbo. Lele sangkuriang
juga memiliki tingkat kekebalan terhadap penyakit yang lebih tinggi.
Lele Phyton
Morphology lele phiton seperti lele biasa, hanya bagian
kepalanya saja yang terlihat agak lonjong, mirip dengan ular python.
Oleh karena bentuk tubuh lele itulah ia dikenal dengan lele phyton. Ciri-ciri lele
phyton antara lain :
- Kepalanya kecil
- Badannya panjang
- Warna abu-abu hampir sama dengan dumbo
- Bentuk badan dan kepala proporsional.
Varietas lele jenis ini berasal dari desa Bayumundu,
kecamatan Kaduhejo Pandeglang Banten. Jika lele sangkuriang ditemukan oleh orang-orang
bergelar akademik, lele phyton ditemukan oleh kelompok pembudidaya yang belajar
secara otodidak. Meskipun demikian, kualitas lele phyton tidak kalah dengan jenis lele
sangkuriang.
Lele Super Jumbo
(Lele Bapukan)
Lele Bapukan bisa ditemukan di sentra lele Indramayu Jawa
Barat. Yang merupakan
lele dumbo dengan ukuran sangat besar, mencapai 1 atau 2 ekor per kilo gram. Sedangkan di pasaran, lele jenis ini agak
sulit dijual, biasanya hanya diperlukan oleh pemancingan lele. Karena sulit dijual
dalamkeadaan segar, lele jenis ini dikembangkan, dan diolah menjadi produk
olahan, berupa fillet tanpa tulang, kerupuk lele, baso lele, nugget, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar