Pada habitat
aslinya, ikan lele memijah secara alami dengan pemilihan pasangan yang ditentukan
oleh alam dan naluri masing-masing ikan lele dewasa. Dalam perkembangannya, masyarakat
melanjutkan kondisi tersebut kedalam proses pemijahan alami dengan campur tangan
manusia, yaitu dengan menempatkan pada bak/kolam tertentu dan media kakaban. Metode
ini adalah metode tradisional dalam pembiakan ikan lele, dimana
induk ikan lele jantan dan betina yang telah matang gonad diletakkan
bersama-sama dalam satu bak untuk proses pemijahan secara alami.
Diagram alir proses
pembudidayaan benih ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut :
Induk Lele Sangkuriang
!
Seleksi Induk
!
Pemijahan ikan lele alami
!
Penetasan
!
Pendederan I
!
Pendederan II
!
Pendederan
III
!
Pemanenan Benih
Proses pemijahan alami lele sangkuriang adalah sebagai
berikut:
a.
Penseleksian induk lele
Seleksi induk
lele dumbo dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Tanda
induk betina yang matang gonad adalah perut gendut; tubuh agak kusam;
gerakan lamban dan lubang kelamin kemerahan. Sedangkan tanda induk jantan yang
sudah matang gonad adalah gerakan lincah, tubuh memerah dan bercahaya; dan lubang kelamin
kemerahan, agak membengkak dan berbintik putih.
Gonad adalah
organ reproduksi yang berfungsi menghasilkan sel kelamin (gamet). Gonad yang terdapat ditubuh
ikan jantan disebut testis berfungsi menghasilkan
spermatozoa, sedangkan gonad yang terdapat dalam ikan betina dinamakan ovarium berfungi menghasilkan
telur (ovum).
Tingkat
kematangan gonad ialah tahapan perkembangan gonad sebelum dan sesudah ikan
memijah. Semakin meningkat kematangan gonadnya, maka telur dan sperma ikan lele
akan semakin berkembang. Selama proses reproduksi tersebut, maka sebagian energi dipakai untuk
perkembangan gonad. Bobot gonad ikan akan mencapai maksimum sesaat ikan akan memijah kemudian akan menurun dengan
cepat selama proses pemijahan berlangsung
sampai selesai.
Berdasarkan
Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-6484.1-2000, indukan ikan lele ditetapkan
berdasarkan umur, panjang dan bobotnya. Secara lengkap kriteria indukan ikan lele ditampilkan
pada Tabel berikut:
Kriteria Kuantitatif Sifat Reproduksi
Menurut SNI 01- 6484.1-2000
No.
|
Kriteria
|
Satuan
|
Jenis
Kelamin
|
|
Jantan
|
Betina
|
|||
1
|
Umur induk
|
bulan
|
8-12
|
12-15
|
2
|
Panjang standar
|
cm
|
40-45
|
38-40
|
3
|
Bobot badan
pertama matang gonad
|
g/ekor
|
500-750
|
400-500
|
4
|
Fekunditas *)
|
butir/kg
bobot tubuh |
-
|
50.000 - 100.000
|
5
|
Diameter telur
|
mm
|
-
|
1,4-1,5
|
*) Fekunditas
adalah salah satu fase untuk menaksir jumlah benih yang akan dihasilkan, yaitu
saat telur-telur yang akan dikeluarkan pada waktu pemijahan.
saat telur-telur yang akan dikeluarkan pada waktu pemijahan.
Sumber : Badan Standarisasi Nasional, 2000
b. Pemijahan secara alami
Induk ikan lele
dipijahkan bersama-sama antara jantan dan betina pada bak pemijahan. Sebelumnya,
bak dikeringkan selama 2 – 4 hari. Selanjutnya bak diisi dengan air setinggi 30 cm dan
membiarkan air mengalir selama pemijahan. Bersamaan dengan itu, pasang atau
masukan kakaban secukupnya. Bila sudah siap, induk betina dan
jantan yang sudah matang gonad dimasukkan ke dalam air pada siang atau sore
hari. Langkah selanjutnya adalah mengamati pasangan lele tersebut
sampai berpijah di keesokan harinya. Lele merupakan ikan yang bersifat
kanibal, sehingga untuk menghindari induk lele memakan telurnya, maka
kedua induk harus segera dipindahkan ke tempat lain dan telur dibiarkan
menetas di tempat tersebut.
Pada kondisi
normal, ciri khas bahwa induk lele siap memijah adalah calon induk terlihat
mulai berpasang-pasangan, kejar-kejaran antara yang jantan dan yang betina. Secara fisik,
induk ikan lele yang sudah siap memijah menunjukkan tanda-tanda sebagai
berikut :
Induk
jantan :
- Alat kelamin tampak jelas, meruncing;
- Perutnya tetap ramping, jika perut diurut akan keluar sperma;
- Tulang kepala lebih mendatar dibanding betinanya;
- Jika warna dasar badannya hitam (gelap);
- Umur induk jantan di atas tujuh bulan.
Induk betina
:
- Alat kelamin bentuknya bulat dan kemerahan, lubangnya agak membesar;
- Tulang kepala agak cembung;
- Geraknya lambat;
- Warna badannya lebih cerah dari biasanya;
- Induk betina berumur satu tahun.
c. Penetasan
Penetasan telur lele sangkuriang
dilakukan dalam kolam tembok/terpal penetasan (ukuran 2x1 ,5m). Sebelum digunakan
untuk proses penetasan, kolam harus dibersihkan dan dikeringkan selama 2 hari, kemudian kolam
diisi dengan air bersih setinggi 30 cm dan air harus dalam kondisi mengalir selama penetasan. Untuk
melindungi telur-telur ikan, kolam dipasangi kakaban.
Selanjutnya, telur ikan menebar dan
menempel di kakaban. Telur-telur tersebut akan menetas dalam waktu 2 – 3 hari.
Berdasarkan pengalaman akan
dihasilkan sekitar 50.000 – 60.000 larva ikan
lele.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar