Setiap usaha atau bisnis yang kita
jalani, takkan pernah luput dari yang namanya kegagalan. Hal ini biasanya
merupakan tanda atau ‘nasihat’ bahwa kita masih harus banyak belajar. Jadikanlah
kegagalan sebagai pendorong kesuksesan, sebab tidak ada kesuksesan yang diraih
tanpa kegagalan, yang terpenting adalah bagaimana cara menyikapinya, bersabar
dan bertawakal.
Budidaya lele sebenarnya mudah,
namun kurangnya pengalaman dapat menjadi penyebab kegagalan dalam melakukan
budidaya lele ini.
Kualitas
Air Kolam yang Tidak Tepat
Bagi ikan lele, air layaknya udara
dan rumah bagi lele. Jika kualitas air kolam untuk beternak lele kotor, maka
akan tinggi kemungkinan lele untuk terjangkit penyakit, tidak dapat
beradaptasi, stres, kekurangan nutrisi, sehingga akhirnya mati.
Kualitas air kolam yang ideal untuk
budidaya lele adalah kolam berwarna hijau muda (karena plankton dan algae) atau
coklat muda (dicampur lumpur sawah). Bukan air jernih karena air jernih
cenderung tanpa nutrisi dan pakan alami lele (plankton). Namun juga bukan hijau
tua pekat atau coklat pekat karena warna itu mencerminkan kondisi kolam yang
minim oksigen dan penuh kotoran lele atau sisa pakan.
Kualitas air kolam lele yang tepat
haruslah tepat suhu, derajat keasaman, kadar oksigen, dan kebersihannya,
khususnya untuk benih lele.
Untuk suhu air yang ideal (tidak
terlalu panas), sebaiknya di atas kolam dipasang jaring sebagai penghalau sinar
matahari langsung atau agar kolam terasa teduh. Buat kolam lebih dalam (1
meter) dengan ketinggian air yang lebih dalam juga (60-70 cm) sehingga lele
dapat ‘bersembunyi’ di dasar kolam.
Derajat keasaman yang ideal untuk
kolam ikan lele adalah pH 6.5 – 8, hal ini dapat diperoleh dengan cara
sering-sering mengganti air. Kondisi kolam yang terlalu asam atau basa sangat
berbahaya untuk kelangsungan hidup ikan lele.
Kolam yang asam biasanya disebabkan
karena hujan asam, terkumpulnya asam karbonik dari sisa pernapasan dan
pembusukan sisa pakan. Sementara kolam yang terlalu basa disebabkan karena
kolam terlalu dipenuhi oleh alga atau tanaman air (kolam yang berwarna hijau
pekat).
Proses pembusukan pakan yang
dikarenakan terlalu banyaknya sisa pakan juga akan menghabiskan oksigen dalam
kolam yang dapat menyebabkan kematian pada ikan. Meski lele tidak memerlukan
banyak oksigen, namun pembusukan sisa pakan tetap berbahaya bagi kelangsungan
hidup lele.
Kualitas air kolam memegang peranan
50% keberhasilan beternak dan budidaya lele. Jika anda bisa memastikan kolam
lele anda bersih, maka anda sudah separuh jalan menuju kesuksesan.
Kurang
Informasi Tentang Budidaya Lele
Budidaya lele memang mudah, namun
jika kita tidak mengerti caranya, maka akan menjadi sulit. Beberapa kesalahan
peternak lele pemula adalah:
- Padat tebar benih yang terlalu tinggi dan tak tahu cara yang benar untuk menebar benih,
- Konstruksi kolam yang tak mempertimbangkan mekanisme siklus air dan pengeluaran limbah,
- Penggunaan benih dengan kualitas buruk (cacat),
- Tidak dilakukannya sortasi untuk benih dengan ukuran berbeda,
- Tidak menggunakan probiotik untuk membantu mengurai sisa pakan dan kotoran lele,
- Lele belum divaksinasi untuk menambah kekebalan terhadap penyakit,
- Alat tangkap yang salah (contoh: benih tidak boleh diangkat dari air dengan jaring),
- Ketidaksesuaian waktu tebar,
- dan lain-lain.
Lele hanya boleh diantar dan ditebar
di pagi atau sore hari dimana suhu tidak terlalu panas, sementara itu jumlah
bibit yang ditebar harus sesuai dengan luas kolam, konstruksi kolam juga harus
memperhatikan mekanisme pembuangan limbah agar kotoran dan sisa pakan bisa
dibuang dengan mudah, untuk kebersihan kolam, sebaiknya kolam juga diberi
probiotik.
Lele merupakan hewan kanibal
sehingga harus dibedakan sesuai ukuran dengan wadah sortasi setiap 2 minggu
sekali ketika masih benih, selain itu juga sebaiknya divaksin dengan aeromonas
atau vaksin semacamnya agar kuat terhadap penyakit.
Benih lele sebaiknya hanya diangkat
dari air dengan mug, cangkir, atau gelas keramik berpemukaan halus.
Pengangkatan dengan jaring dapat menggesek kulit benih lele sehingga
mengakibatkan luka pada lele.
Secara umum memang hanya dua poin itu yang menentukan keberhasilan anda dalam usaha budidaya lele. Jika anda mampu untuk menjaga kualitas air kolam dan cukup informasi mengenai ikan lele (pakannya, kolamnya, cara perawatannya, dan lain-lain), anda tak perlu khawatir akan bangkrut dalam bisnis ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar