1. ANGGAPLAH KEGAGALAN ADALAH PENDORONG
Wiliam Boty mengatakan:“Yang terpenting di dunia ini bukanlah mengumpulkan keuntungan-keuntungan. Ini mudah saja. Yang penting apakah keuntungan dari kegagalan yang kita derita. Ini memerlukan kecerdasan dan disinilah letak perbedaan antara yang cerdas dan yang bodoh”.
Setiap kegagalan yang menimpa seseorang maka mau tidak mau manusia itu dipaksa untuk berpikir. Tinggal kita mampu atau tidak menarik kemanfaatan dari gagalnya usaha kita itu.
Orang-orang besar yang terkenal bukanlah tidak mengalami kegagalan. Tetapi mereka menjadi besar karena setiap saat jatuh bangun berkali-kali. Karena menganggap bahwa kegagalan itu sebuah pendorong maka secepatnyamereka bangkit dari jatuhnya lalu berlari mengejar waktu.
Dan berprinsiplah bahwa kegagalan itu merupakan peristiwa yang memalukan. Hal ini bukanlah berarti bila gagal lantas malu kepada orang lain. Akan tetapi bila mengalami kegagalan malulah pada diri sendiri. Kalau sudah demikian tentu dalam hati kita niat untuk mendorong diri kita sendiri. “Aku harus berhasil. Akan kutunjukkan siapa diriku yang sebenarnya.” Bangkitkan perasaan keinginan diri untuk menjadi berhasil. Kalahkan semua rintangan.
Kita harus percaya bahwa setiap persoalan itu pasti ada jalan keluarnya. Karena semua itu sudah menjadi hukum alam yang tidak boleh ditentang. Bila hari ini mengalami kegagalan pasti hari esok kita menjumpai keberhasilan, bila kita mau merubah posisi semula.
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,”
2. BANGKIT DAN MENCOBA LAGI
Apabila mengalami kegagalan, maka orang sering mengeluh, bahwa semua adalah nasib, semuanya adalah takdir dari Tuhan. Orang-orang seperti inilah yang dapat digolongkan dengan manusia yang berjiwa lemah. Mereka hanya bisa menyesal, dan penyesalan tak ada ujungnya sama sekali. Mereka mengeluh tapi tanpa usaha. Bukankah Allah telah berfirman bahwa Allah tak akan merubah nasib suatu kaum apabila kaum itu tidak mau merubah sendiri.
Kegagalan tetap saja akan menghiasi hidup kita, apabila kita tetap meratapi nasib, tanpa melangkah untuk berusaha setapak pun. Oleh sebab itu hendaklah kita bersabar, berusaha, serta berdoa kepada-Nya. Selain itu, kita harus menanamkan tekad di dalam diri kita untuk bangkit dan mencoba terus mencoba lagi.
3. BERUSAHALAH MENEKAN KEGAGALAN SEKECIL MUNGKIN
Apabila kita mau melakukan suatu rencana maka yang perlu kita perhatikan adalah harus membuat gagasan dahulu. Jika ternyata dengan gagasan itu kita masih tidak berhasil, maka rubahlah dengan cara yang lain. Jika masih gagal lagi, dan ternyata kita tidak mampu bertindak, jalan terbaik adalah meminta pertolongan orang lain.
Untuk menekan kegagalan sekecil kecilnya maka William O. Uraneck melontarkan gagasan-gagasan sebagai berikut:
a. Untuk menanggulangi masalah maka kita harus memahami betul letak persoalan. Perhatikanlah dengan teliti, maka kita akan siap menanggulanginya.
b. Kita harus memiliki semangat yang meluap dan cara berpikir yang positif untuk menunjang kreatifitas. Dan tetaplah berusaha sambil tersenyum.
c. Semakin cepat kita memecahkan masalah tersebut, maka hasilnya akan semakin baik. Sebab semakin kecil kegagalan yang akan terjadi kelak.
d. Cobalah meminta bantuan pengalaman dan pendapat orang lain. Mintalah pertolongan mereka ketika memerlukan. Ambillah manfaat dari orang-orang yang pernah menghadapi masalah yang sama.
e. Kita tidak boleh pasrah sebelum menemukan segala segi dari kegagalan itu. Atasilah segala sebab kegagalan secara menyeluruh.
f. Pikirkan masalah itu matang-matang dengan daya cipta yang kreatif.
g. Pandanglah ke depan dengan pemecahan masalah kita. Jadikan sebagai batu loncatan ke arah yang lebih baik.
4. TETAPLAH PADA JALUR KITA
Bila di dalam kehidupan kita tetap kokoh tegak pada pendirian maka tak akan mudah tergoyahkan oleh pengaruh yang datang yang mungkin saja dapat menyesatkan. Namun bila manusia tidak percaya pada dirinya sendiri, maka mudahlah terpengaruh dan tergoyahkan oleh orang lain. Padahal semula ia ingin melakukan pekerjaan yang telah cocok dengan gagasannya, akan tetapi karena ada orang yang mempengaruhinya dia lalu merubahnya dan akhirnya usaha tersebut bukan mendatangkan keberhasilan melainkan kegagalan datang bertubi-tubi.
Dikutip dari buku Pengantar Hidup Sukses
Wiliam Boty mengatakan:“Yang terpenting di dunia ini bukanlah mengumpulkan keuntungan-keuntungan. Ini mudah saja. Yang penting apakah keuntungan dari kegagalan yang kita derita. Ini memerlukan kecerdasan dan disinilah letak perbedaan antara yang cerdas dan yang bodoh”.
Setiap kegagalan yang menimpa seseorang maka mau tidak mau manusia itu dipaksa untuk berpikir. Tinggal kita mampu atau tidak menarik kemanfaatan dari gagalnya usaha kita itu.
Orang-orang besar yang terkenal bukanlah tidak mengalami kegagalan. Tetapi mereka menjadi besar karena setiap saat jatuh bangun berkali-kali. Karena menganggap bahwa kegagalan itu sebuah pendorong maka secepatnyamereka bangkit dari jatuhnya lalu berlari mengejar waktu.
Dan berprinsiplah bahwa kegagalan itu merupakan peristiwa yang memalukan. Hal ini bukanlah berarti bila gagal lantas malu kepada orang lain. Akan tetapi bila mengalami kegagalan malulah pada diri sendiri. Kalau sudah demikian tentu dalam hati kita niat untuk mendorong diri kita sendiri. “Aku harus berhasil. Akan kutunjukkan siapa diriku yang sebenarnya.” Bangkitkan perasaan keinginan diri untuk menjadi berhasil. Kalahkan semua rintangan.
Kita harus percaya bahwa setiap persoalan itu pasti ada jalan keluarnya. Karena semua itu sudah menjadi hukum alam yang tidak boleh ditentang. Bila hari ini mengalami kegagalan pasti hari esok kita menjumpai keberhasilan, bila kita mau merubah posisi semula.
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,”
2. BANGKIT DAN MENCOBA LAGI
Apabila mengalami kegagalan, maka orang sering mengeluh, bahwa semua adalah nasib, semuanya adalah takdir dari Tuhan. Orang-orang seperti inilah yang dapat digolongkan dengan manusia yang berjiwa lemah. Mereka hanya bisa menyesal, dan penyesalan tak ada ujungnya sama sekali. Mereka mengeluh tapi tanpa usaha. Bukankah Allah telah berfirman bahwa Allah tak akan merubah nasib suatu kaum apabila kaum itu tidak mau merubah sendiri.
Kegagalan tetap saja akan menghiasi hidup kita, apabila kita tetap meratapi nasib, tanpa melangkah untuk berusaha setapak pun. Oleh sebab itu hendaklah kita bersabar, berusaha, serta berdoa kepada-Nya. Selain itu, kita harus menanamkan tekad di dalam diri kita untuk bangkit dan mencoba terus mencoba lagi.
3. BERUSAHALAH MENEKAN KEGAGALAN SEKECIL MUNGKIN
Apabila kita mau melakukan suatu rencana maka yang perlu kita perhatikan adalah harus membuat gagasan dahulu. Jika ternyata dengan gagasan itu kita masih tidak berhasil, maka rubahlah dengan cara yang lain. Jika masih gagal lagi, dan ternyata kita tidak mampu bertindak, jalan terbaik adalah meminta pertolongan orang lain.
Untuk menekan kegagalan sekecil kecilnya maka William O. Uraneck melontarkan gagasan-gagasan sebagai berikut:
a. Untuk menanggulangi masalah maka kita harus memahami betul letak persoalan. Perhatikanlah dengan teliti, maka kita akan siap menanggulanginya.
b. Kita harus memiliki semangat yang meluap dan cara berpikir yang positif untuk menunjang kreatifitas. Dan tetaplah berusaha sambil tersenyum.
c. Semakin cepat kita memecahkan masalah tersebut, maka hasilnya akan semakin baik. Sebab semakin kecil kegagalan yang akan terjadi kelak.
d. Cobalah meminta bantuan pengalaman dan pendapat orang lain. Mintalah pertolongan mereka ketika memerlukan. Ambillah manfaat dari orang-orang yang pernah menghadapi masalah yang sama.
e. Kita tidak boleh pasrah sebelum menemukan segala segi dari kegagalan itu. Atasilah segala sebab kegagalan secara menyeluruh.
f. Pikirkan masalah itu matang-matang dengan daya cipta yang kreatif.
g. Pandanglah ke depan dengan pemecahan masalah kita. Jadikan sebagai batu loncatan ke arah yang lebih baik.
4. TETAPLAH PADA JALUR KITA
Bila di dalam kehidupan kita tetap kokoh tegak pada pendirian maka tak akan mudah tergoyahkan oleh pengaruh yang datang yang mungkin saja dapat menyesatkan. Namun bila manusia tidak percaya pada dirinya sendiri, maka mudahlah terpengaruh dan tergoyahkan oleh orang lain. Padahal semula ia ingin melakukan pekerjaan yang telah cocok dengan gagasannya, akan tetapi karena ada orang yang mempengaruhinya dia lalu merubahnya dan akhirnya usaha tersebut bukan mendatangkan keberhasilan melainkan kegagalan datang bertubi-tubi.
Dikutip dari buku Pengantar Hidup Sukses
Tidak ada komentar:
Posting Komentar